Biologi Sel, Molekuler, dan Bioteknologi Perspektif Al-Qur'an
Biologi sel atau sitologi adalah salah satu cabang biologi yang secara khusus mempelajari tentang sel dengan memanfaatkan penggunaan lensa optik dan mikroskop. Perkembangan kajian keilmuan biologi sel diawali dari pengamatan sel oleh Robert Hooke pada tahun 1665 melalui kaca pembesar hingga penemuan mikroskop sederhana oleh Antony van Leeuwenhoek pada tahun 1674 untuk mengamati mikroorganisme.
A. Pendahuluan
Gambar 1. Ilmu Sains Biologi Bersumber dari proses penyelidikan, penelitian ayat kauniyah pada makhluk hidupTanpa disadari setiap manusia selalu memiliki hubungan dengan biologi dalam kehidupannya sehari-hari entah itu dari tubuh manusia itu sendiri atau di lingkungan sekitarnya. Contohnya penerapan biologi sebagai ilmu seperti energi manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Energi tersebut dihasilkan dari proses biologi yang diperoleh dari makanan bernutrisi yang dikonsumsi setiap hari. Bukan hanya itu saja, terdapat berbagai hewan dan tumbuhan mulai dari yang sederhana hingga kompleks yang berada di lingkungan sekitar.
Istilah biologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu bios dan logos. Bios artinya hidup dan logos artinya ilmu. Jadi jika diartikan maka biologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan juga kehidupannya. Di dalam biologi terdiri dari banyak kajian tentang aspek kehidupan seperti pertumbuhan, struktur, persebaran, fungsi, evolusi, dan taksonomi.
B. Biologi Terintegrasi
Al-Qur’an merupakan pedoman umat Islam dalam menjalani kehidupan tidak hanya memuat hal-hal yang berkaitan dengan akhirat saja, namun secara umum Al-Qur’an merupakan sumber rujukan berbagai macam permasalahan yang ada, termasuk tentang kajian pengetahuan biologi. Ilmu biologi adalah ilmu tentang kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.
Cabang-cabang ilmu biologi, di antaranya anatomi, biofisika, biokimia, biologi molekuler, bioteknologi, botani, genetika, dan masih banyak lagi. Mata pelajaran biologi biasanya lebih banyak disukai oleh para siswa daripada ilmu sains lainnya, seperti matematika, fisika, dan kimia karena biologi lebih sedikit perhitungannya daripada matematika, fisika, dan kimia. Ilmu biologi juga sama seperti ilmu sains lainnya, yaitu sama-sama dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Berikut beberapa ilmu biologi yang berkaitan dengan Al-Qur’an, di antaranya:
Semua Makhluk Hidup Tersusun atas Senyawa Air
Asal terjadinya kehidupan tercatat dalam Al-Qur’an yaitu berasal dari air. Hal ini tercantum dalam surah al-Anbiya’ ayat 30
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman?” Dalam sains modern juga telah membuktikan bahwa bahan pembentukan sel yaitu sitoplasma adalah terdiri dari 80% air. Setiap makhluk hidup terdiri dari sel. Hal ini berarti setiap makhluk hidup memerlukan air dalam kehidupannya.
Fakta ini juga terbukti dengan penemun bahwa sebagian besar organisme terdiri dari 50% sampai 90% air, seperti dalam surah al-Nur ayat 45 dan al-Furqan ayat 54.
وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَاۤبَّةٍ مِّنْ مَّاۤءٍۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى بَطْنِهٖۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى رِجْلَيْنِۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰٓى اَرْبَعٍۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: “Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَاۤءِ بَشَرًا فَجَعَلَهٗ نَسَبًا وَّصِهْرًاۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا
Artinya: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu adalah Maha Kuasa.”
C. Biologi Sel
Kajian utama di dalam biologi sel ialah pengamatan sel sebagai satuan yang utuh, interaksi molekuler antarsel dan rekasi kimia yang terjadi di dalam sel. Di dalam biologi sel, objek pengamatan meliputi asam amino, protein, virus, bakteri, dan sel. Satuan pengukuran yang digunakan dalam pengamatan biologi se ialah mikrometer atau nanometer.
D. Biologi Molekuler
Biologi molekuler merupakan studi biologi pada tingkat molekuler. Bidang ini tumpang tindih dengan bidang biologi dan kimia lainnya, terutama genetika dan biokimia.
Biologi molekuler terutama berkaitan dengan pemahaman interaksi antara berbagai sistem sel, termasuk keterkaitan DNA, RNA dan sintesis protein dan mempelajari bagaimana interaksi ini diatur.
Para peneliti dalam biologi molekuler menggunakan teknik-teknik khusus yang asli untuk biologi molekuler, tetapi semakin menggabungkan ini dengan teknik dan ide-ide dari genetika dan biokimia.
Biologi molekuler merupakan studi tentang dasar-dasar molekuler dari proses replikasi, transkripsi dan terjemahan materi genetik.
Dogma sentral biologi molekuler di mana materi genetik ditranskripsi menjadi RNA dan kemudian diterjemahkan menjadi protein, meskipun merupakan gambaran biologi molekuler yang disederhanakan, masih memberikan titik awal yang baik untuk memahami bidang tersebut.
E. Bioteknologi
Bioteknologi adalah teknologi yang melakukan intervensi dalam proses kehidupan. Cakrawala teknologi adalah kemungkinan-kemungkinan, sedangkan cakrawala etika adalah tujuan. Suatu alat hasil teknologi dapat dipakai untuk membangun atau pun menghancurkan manusia. Tidak ada teknologi yang netral. Karena itu ada kebutuhan akan pengarahan dan penilaian dalam teknologi, khususnya bioteknologi. Banyak sekali usaha telah dan sedang dilakukan dalam bioteknologi dan telah banyak sekali penemuan telah muncul.
Untuk menjaga pengaruh negatif bioteknologi maka disusunlah bioetika.
Bioetika dalam ranah Islam berbeda dengan bioetika Barat, tetapi mereka juga memiliki beberapa sudut pandang yang sama. Bioetika Barat berfokus pada hak, terutama hak individu. Bioetika Islam lebih fokus pada tugas dan kewajiban agama, seperti mencari pengobatan dan menjaga kehidupan. Bioetika Islam sangat dipengaruhi dan dihubungkan dengan ajaran Al-Qur'an serta ajaran Nabi Muhammad. Pengaruh-pengaruh ini pada dasarnya menjadikannya sebagai perpanjangan dari Syariah atau Hukum Islam.
Dalam bioetika Islam, bagian-bagian dari Al-Qur'an sering digunakan untuk memvalidasi berbagai praktik medis. Sebagai contoh, sebuah ayat dari Al-Qur'an menyatakan "barang siapa membunuh seorang manusia ... seolah-olah dia telah membunuh seluruh umat manusia, dan barang siapa menyelamatkan nyawa satu orang, seolah-olah dia menyelamatkan kehidupan seluruh umat manusia. " Kutipan ini dapat digunakan untuk mendorong penggunaan obat-obatan dan praktik medis untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga dapat dilihat sebagai protes terhadap euthanasia dan bunuh diri yang dibantu. Nilai dan nilai tinggi ditempatkan pada kehidupan manusia dalam Islam, dan pada gilirannya, kehidupan manusia sangat dihargai dalam praktik bioetika Islam juga. Muslim percaya bahwa semua kehidupan manusia, bahkan yang berkualitas buruk sekalipun, perlu diberi penghargaan dan harus dirawat dan dilestarikan.
Untuk bereaksi terhadap kemajuan teknologi dan medis baru, para ahli hukum Islam yang terinformasi secara teratur akan mengadakan konferensi untuk membahas masalah bioetika baru dan mencapai kesepakatan tentang di mana mereka berdiri dalam masalah ini dari perspektif Islam. Hal ini memungkinkan bioetika Islam untuk tetap lentur dan responsif terhadap kemajuan baru dalam kedokteran.
Sudut pandang yang diambil oleh para ahli hukum Islam tentang masalah bioetika tidak selalu merupakan keputusan yang bulat dan kadang-kadang mungkin berbeda. Ada banyak keragaman di antara umat Islam yang berbeda dari satu negara ke negara lain, dan tingkat yang berbeda di mana mereka mematuhi Syariah. Organisasi Konferensi Islam Islamic Fiqh Academy (OIC-IFA) berpandangan bahwa kematian otak setara dengan kematian kardiopulmoner, dan mengakui kematian otak pada individu sebagai individu yang meninggal. Sebaliknya, Organisasi Ilmu Kedokteran Islam (IOMS) menyatakan bahwa kematian otak adalah "keadaan perantara antara hidup dan mati" dan tidak mengakui individu yang mati otak sebagai orang yang meninggal.
Ahli bioetika Islam melihat ke Al-Qur'an dan para pemimpin agama mengenai pandangan mereka tentang reproduksi dan aborsi. Diyakini dengan teguh bahwa reproduksi anak manusia hanya dapat dilakukan secara layak dan sah melalui perkawinan. Ini tidak berarti bahwa seorang anak hanya dapat direproduksi melalui hubungan seksual antara pasangan yang sudah menikah, tetapi satu-satunya cara yang layak dan sah untuk memiliki anak adalah ketika itu adalah tindakan antara suami dan istri. Tidak apa-apa bagi pasangan menikah untuk memiliki anak secara artifisial dan dari teknik menggunakan bioteknologi modern sebagai lawan dari hubungan seksual, tetapi melakukan ini di luar konteks pernikahan akan dianggap tidak bermoral.
Bioetika Islam sangat menentang aborsi dan sangat melarangnya. IOMS menyatakan bahwa "sejak saat zigot menetap di dalam tubuh wanita, zigot itu layak mendapat penghargaan yang diakui secara mutlak.
F. Kesimpulan
Kesimpulan pada artikel ini adalah Al-Qur'an adalah sumber Ilmu pengetahuan dan dapat digunakan dalam pengembangan bioetika untuk mengatasi pengaruh negatif perkembangan bioteknologi di masa depan.
G. Bahan Informasi Lainnya
Komentar