Langsung ke konten utama

Fotosintesis Tumbuhan Dalam Perspektif Al-Qur'an

 FOTOSINTESIS DAN PERSPEKTIF 

AL-QUR’AN



Gambar Tumbuhan Hijau Sebagai Gudang Pemrosesan Energi 

            Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan keluasan ilmu-Nya telah menjelaskan tentang proses biologi yang luar biasa di dalam Al-Qur’an yang mulia. Allah telah berfirman dalam Surah Yasin ayat 77.

            Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ

Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata. (Yāsīn [36]:77).

            Menurut Kemenag (2019) tafsir ayat di atas adalah adanya sebagian manusia tidak percaya tentang adanya hari Kebangkitan, maka Pada ayat ini Allah mengingatkan mereka kepada kekuasaan-Nya dalam menciptakan manusia, sebagai bagian dari seluruh makhluk-Nya. Ini dikemukakan dengan nada keheranan atas sikap sebagian manusia itu. Yaitu: apakah manusia itu tidak memikirkan dan tidak memperhatikan bahwa Allah telah menciptakannya dari setetes air mani, tetapi kemudian setelah melalui proses, ia lahir ke dunia dalam bentuk manusia sempurna, kemudian ia menjadi orang yang bersikap memusuhi Allah dan rasul-Nya. Sikap semacam ini benar-benar tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat.

             Apabila manusia menyadari bahwa Allah kuasa menciptakannya, bahkan dari setetes air mani, kemudian menjadikan makhluk yang paling baik di bumi ini, pastilah ia yakin, bahwa Allah kuasa pula mengembalikannya kepada asal kejadiannya itu, dan Ia kuasa pula untuk mengulangi kembali penciptaan-Nya, yakni membangkitkannya seperti kehidupannya semula. Oleh karena itu, manusia tidak boleh bersikap melawan perintah Allah.

            Kemudian Allah berfirman dalam ayat selanjunya yaitu Surah Yasin ayat 78.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ

Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” (Yāsīn [36]:78)

            Pada ayat ini dijelaskan tentang keraguan kaum kafir Mekah terhadap adanya hari kebangkitan. Mereka berpendapat demikian karena telah melupakan asal kejadian masing-masing. Mereka diingatkan bahwa Allah telah menciptakan mereka dari setetes air mani, sehingga mereka lahir berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka mengingat dan menyadari hal ini, pastilah mereka yakin bahwa Allah juga kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati, walaupun tulang-belulang mereka sudah remuk (Kemenag, 2019).

            Al-Qur'an surah Yāsīn ayat 79

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ

Katakanlah (Nabi Muhammad), “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk.

            Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk menjawab pertanyaan orang-orang tersebut di atas, dengan menegaskan bahwa yang akan menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup dan utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pada kali yang pertama, dari tidak ada menjadi ada. Allah Maha Mengetahui semua makhluk ciptaan-Nya.

            Bagi manusia, mengulang suatu perbuatan lebih mudah daripada melakukannya pertama kali. Akan tetapi, bagi Allah menciptakan sesuatu pertama kali, sama saja mudahnya dengan mengulanginya, karena Allah Mahakuasa.

            Allah Subhanahu wa Ta’ala selanjutnya menerangkan bahwa Dia adalah Tuhan yang mengatur peristiwa fotosintesis. Allah menerangkan hal tersebut dalam surah Yasin ayat 80.

ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ

(Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan (api) darinya.”

            Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah juga memerintahkan rasul-Nya untuk menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang telah menciptakan untuk mereka, api yang menyala dari kayu yang semula merupakan pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi kering sehingga dapat menyalakan api. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Arab telah mengetahui bahwa ada beberapa jenis kayu yang jika digesekkan antara satu dengan lainnya akan memercikkan api. Ini semua diciptakan Allah untuk manusia agar mereka bisa menghangatkan badan, memasak, menggunakannya untuk penerangan, dan berbagai kebutuhan lainnya.

            Pemberian contoh ini merupakan hal yang cukup jelas bagi mereka yang sehari-hari menggunakan kayu api. Mereka mengira bahwa tulang-tulang yang sudah lapuk itu telah menjadi dingin dan kering tidak dapat lagi menerima kehidupan, sebab kehidupan ini memerlukan adanya panas. Padahal sehari-hari mereka menyaksikan bahwa kayu yang sudah lapuk dan dingin dapat menimbulkan panas dan menghidupkan api. Bahkan kayu yang masih basah dan berdaun ada juga yang dapat menyalakan api.

            Menurut kajian ilmiah, api di sini dapat saja diinterpretasikan sebagai energi. Di dalam tumbuhan memang terjadi proses pemanfaatan energi matahari untuk mengubah bahan yang diambil tumbuhan menjadi energi kimiawi. Penjelasan mengenai terjadinya perubahan energi tersebut, yang disebut sebagai proses fotosintesa adalah sebagai berikut.

            Dari banyak bagian tumbuhan, salah satu yang terpenting adalah adanya kloroplas (chloroplast) yang terdapat pada daun. Pada kloroplas ini terdapat ribuan kloropil (chlorophyl) atau butir hijau daun, dan dalam bahasa Al-Qur'an dikenal dengan nama al-khadir (bahan hijau).  Kedua ayat di atas menyinggung keberadaan kloropil yang berwarna hijau (al-An‘ām/6: 99) dan peranan matahari dalam menjalankan “pabrik hijau” ini (at-Takwīr/81: 17-18).

           Sel tumbuhan, tidak sebagaimana sel manusia atau binatang, dapat menggunakan secara langsung energi matahari.  Tumbuhan akan mengubah energi matahari menjadi energi kimia, dan menyimpannya dalam bentuk nutrien dengan cara yang khusus. Proses ini dinamakan fotosintesis (Photosynthesis). Sel berwarna hijau ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Ini adalah satu-satunya laboratorium di dunia yang dapat menyimpan energi matahari dalam bentuk bahan organik.



Gambar 1. Reaksi terang menggunakan foton dari cahaya matahari untuk membentuk ikatan kimia, ATP, dan NADPH. Molekul energi ini akan dibawa ke dalam siklus Calvin



Gambar 2Siklus Calvin memiliki tiga tahap. Pada tahap 1, enzim RuBisCO menggabungkan karbon dioksida ke dalam molekul organik, 3-PGA. Pada tahap 2, molekul organik dikurangi menggunakan elektron yang dipasok oleh NADPH. Pada tahap 3, RuBP, molekul yang memulai siklus.

            Sebagaimana diuraikan di atas, maka tumbuhan adalah makhluk yang sangat dan paling penting untuk kelangsungan kehidupan makhluk lainnya.  Di samping menghasilkan bahan makanan, proses fotosintesa yang dilakukan tumbuhan juga menghasilkan oksigen. Oksigen adalah bahan untuk bernapas bagi semua makhluk hidup, termasuk manusia dan binatang.

            Dengan demikian tepatlah Allah memberikan contoh, bahkan bukan hanya kayu yang kering saja dapat menyalakan api tetapi kayu yang masih hijau dan basah pun dapat juga dijadikan kayu api. Sebaliknya, tulang-tulang yang dapat menerima kehidupan bukan hanya tulang-tulang yang segar, tetapi tulang yang sudah lapuk pun dapat pula menerima kehidupan dengan kekuasaan Allah.


REFERENSI

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag

Clark, M.A. et.al. 2020. Biologi 2e. Texas. Open Stax

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biologi Sel, Molekuler, dan Bioteknologi Perspektif Al-Qur'an

Biologi Sel, Molekuler, dan Bioteknologi Perspektif Al-Qur'an A. Pendahuluan Gambar 1 . Ilmu Sains Biologi Bersumber dari proses penyelidikan, penelitian ayat kauniyah pada makhluk hidup Tanpa disadari setiap manusia selalu memiliki hubungan dengan biologi dalam kehidupannya sehari-hari entah itu dari tubuh manusia itu sendiri atau di lingkungan sekitarnya. Contohnya penerapan biologi sebagai ilmu seperti energi manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Energi tersebut dihasilkan dari proses biologi yang diperoleh dari makanan bernutrisi yang dikonsumsi setiap hari. Bukan hanya itu saja, terdapat berbagai hewan dan tumbuhan mulai dari yang sederhana hingga kompleks yang berada di lingkungan sekitar.  Istilah biologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu bios dan logos. Bios artinya hidup dan logos artinya ilmu. Jadi jika diartikan maka biologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan juga kehidupannya. Di dalam biologi terdiri dari bany

Anatomi, Perkembangan, Embriologi dan Fisiologi Hewan Perspektif Al-Qur'an

Anatomi, Perkembangan, Embriologi dan Fisiologi Hewan Perspektif Al-Qur'an  Gambar 1. Ilmu dasar anatomi dan perkembangan hewan diaplikasikan dalam biomedik dan kedokteran  A. Pendahuluan Al-Qur'an adalah sumber ilmu pengetahuan, ayat-ayat Al-Qur'an menjelaskan kata kunci mengenai biologi. Zoologi adalah cabang ilmu biologi yang khusus mengkaji tentang hewan.  Ada beberapa nama surah dalam Al-Qur'an yang secara otentik berkaitan dengan zoologi. Berikut adalah beberapa nama surah Al-Qur'an yang berkaitan dengan zoologi.  1. Surah Al-Baqarah (Sapi Betina)  2. Surah Al-An'am (Hewan Ternak) 3. Surah An-Nahl (Lebah) 4. Surah An-Naml (Semut) 5. Surah Al-Ankabut (Laba-laba) 6. Surah Al-Fil (Gajah)  Surah yang disebutkan diatas adalah enam surah dalam Al-Qur'an yang memiliki nama surah dengan nama-nama hewan. Selain nama surah yang berkaitan dengan zoologi terdapat ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hewan dan segala aspeknya mulai dari anatomi, embriol